Hubungan antara MNC dengan Home country dan Host country


CESARIO PRAYODHATAMA
1701352202
02PB3


            

            Kita mengetahui bahwa hubungan internasional selalu berkaitan dengan MNC atau multinational corporations, MNC atau multinational corporations adalah perusahaan multinational yang perusahaan utama nya berbasis di satu negara dan memiliki cabang perusahaan lain nya yang tersebar di berbagai negara. MNC yang tersebar di berbagai macam negara faktanya sudah berhasil menguasai pasar internasional contoh dari MNC yang sudah menguasai pasar internasional adalah nike, apple, Volkswagen, dan produk produk MNC lain nya yang telah menguasai dan di kenal di pasar internasional. mnc juga bisa di sebut sebagai wadah perdagangan atau transaksi internasional dari satu negara ke negara lain nya.
            Mnc dengan home country atau host country tentu saja memiliki hubungan yang dinamis. MNC pada dasarnya adalah perusahaan yang sudah maju lalu dari kemajuan itu MNC akan mengenalkan dan membawa kemajuan itu kepada host country. MNC juga tidak akan dikenakan pajak/tariff yang terlalu tinggi jika di dalam negara pusat MNC itu sendiri lalu hal ini akan membawa keuntungan bagi negara pusat mnc itu sendiri karna hasil dari perdagangan produk yang di hasilkan oleh mnc pun tinggi. Kalau dalam konsep host country sama menguntungkan nya juga karena jika suatu MNC ingin mendirikan perusahaan nya di negara lain maka MNC tersebut akan menghasilkan hubungan baru dan akan di kenakan pajak dari negara yang ingin di tempatinya, pajak itu akan menambah keuntungan bagi negara yang ingin di tempati nya dan MNC juga akan mendapat beberapa keuntungan karena produk nya bisa di kenal di negara baru yang di tempati nya dan akan di minati masyarakat penghuni negara tersebut.
            Salah satu contoh kasus MNC adalah Krisis yang dialami belakangan ini yang diawali dari dalam AS salah satunya dipicu oleh kegagalan MNC-MNC raksasa AS. Tahun 2003, investor legendaris Warren E. Buffett menyatakan bahwa derivatif sebagai "weapons of mass destruction". Buffett telah memprediksikan bahwa instumen finansial yang kompleks dengan berubah bentuk, berpindah dan berlipat-ganda sampai suatu saat akan menampakkan dampak yang berbahaya. Sebagai bukti adalah Lehman Brothers yang merupakan perusahaan finansial / lembaga pemberi hutang yang dilihat sebagai suatu bencana. Dalam kasus ini, Lehman Brothers memberikan kredit pemilikan rumah (KPR) kepada para debitor yang tidak pantas diberikan fasilitas kredit. Namun pemberian kredit tetap dilakukan agar dapat menjual kembali surat hutang tersebut kepada investor yang berinvestasi pada surat hutang. Surat kredit tersebut selanjutnya dijual sebagai “Mortgage-Backs Security” (MBS) kepada para investor dengan adanya imbalan hasil.
            Akan tetapi dalam kondisi seperti itu, dimana tingkat inflasi yang tinggi akibat salah satunya faktor dari kenaikan harga minyak dunia , membuat para kreditor KPR tersebut tidak memiliki kemampuan untuk membayar cicilan dari kredit perumahan tersebut. Dikarenakan pembayaran kredit yang tidak lancar bahkan adanya kredit macet, maka membuat Lehman Brothers tidak mampu untuk membayarkan kewajibannya kepada para investor. Seperti contoh dalam kasusnya dengan Bank of Atlanta dimana menginvestasikan $US 757 juta dengan shareholder’s return sebesar $US 179 juta. Lehman Brothers terpojokkan dengan keadaan dimana tidak dapat memberikan return investment kepada para investor, Lehman Brothers melaporkan bahwa perusahaan tersebut pailit dan bangkrut.

sumber: http://paramaarta.blogspot.com/2009/01/tata-hubungan-negara-dengan-mnc-pasca.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lokasi Syuting Film Dilan 1990

hubungan antara MNC dengan Negara

Difrensi di Antara Kita